Indeks – Laboratorium Ekonomi Bisnis https://585.my.id Laboratorium Ekonomi Bisnis FEB UAJ Yogyakarta Wed, 17 Jan 2024 08:26:31 +0000 id hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.4.2 Pemberdayaan Perempuan: Bantuan Tunai dan Pelatihan Keuangan   https://585.my.id/pemberdayaan-perempuan-bantuan-tunai-dan-pelatihan-keuangan/ Wed, 17 Jan 2024 08:25:55 +0000 https://585.my.id/?p=273

Pemberdayaan Perempuan: Bantuan Tunai dan Pelatihan Keuangan  

Oleh: Angelina Komala (Mahasiswa Prodi EP UAJY, Angkatan 2023)

Perempuan mempunyai kontribusi besar dalam perekonomian, termasuk di negara berkembang, seperti misalnya melalui kegiatan mereka dalam usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Oleh sebab itu pemberdayaan perempuan merupakan kebijakan yang penting dan strategis untuk memajukan Perempuan, khususnya di wilayah di mana adalah norma-norma gender dan sosial yang kuat membatasi peluang dan hasil pasar kerja perempuan seperti di di Timur Tengah dan Afrika Utara (MENA).

Salah satu program yang sering dilakukan adalah pemberian bantuan serta pelatihan yang terkait dengan keuangan. Namun sukses tidaknya program seperti ini tentu tergantung pada banyak hal. Berikut adalah temuan dari penelitian yang dilakukan oleh Gazeaud dkk (2023)

Hasil eksperimen di Tunisia

Gazeaud dkk (2023) melakukan satu randomised experiment  di Tunisia untuk mengeksplorasi apakah dengan sengaja mengundang para istri untuk membawa suami mereka ke pelatihan keuangan, yang dikombinasikan dengan bantuan tunai yang bebas untuk digunakan, dapat mengubah dampak program tersebut. Eksperimen ini dilakukan di Jendouba, salah satu provinsi termiskin di Tunisia, di mana perempuan pada umumnya terlibat dalam tugas pertanian atau aktivitas di rumah seperti kebun dapur dan peternakan, sementara laki-laki lebih cenderung terlibat dalam sektor konstruksi atau pekerjaan pertanian tertentu.

Langkah pertama eksperimen ini adalah kelompok perlakuan (treatment group), sebanyak 1.000 perempuan, menerima bantuan tunai senilai USD 768 (dalam nilai PPP), setara empat kali lipat dari median pendapatan bulanan responden pada awal penelitian. Para perempuan tersebut juga mendapatkan pelatihan keuangan selama satu hari yang berciri sensitif gender. Mereka juga diberikan saran untuk menginvestasikan uangnya dalam satu kegiatan yang dapat menghasilkan uang, atau dalam kegiatan untuk mengembangkan keterampilan dan pengetahuan mereka sehingga meningkatkan peluang sukses di pasar kerja. Langkah kedua, sebagian penerima bantuan tunai tersebut didorong untuk membawa pasangan laki-laki mereka ke pelatihan keuangan yang sensitive gender. Tujuannya adalah mendorong adanya dialog gender, mengatasi kendala-kendala terkait gender dalam pasar tenaga kerja, dan meminimalkan kebencian atau serangan balik. Hasilnya, sebanyak 444 dari 502 (88%) perempuan dalam kelompok perlakuan ini menghadiri pelatihan bersama pasangan mereka.

Dampak eksperimen ini diteliti setelah dua tahun. Hasilnya menunjukkan bahwa program bantuan tunai dan pelatihan berdampak positif pada kegiatan-kegiatan yang menghasilkan uang, tetapi hanya bagi perempuan yang pasangannya tidak mengikuti pelatihan. Dibandingkan dengan kelompok kontrol, perempuan yang menerima bantuan tunai dan pelatihan tanpa pasangan memiliki 3,3 poin persentase (45%) lebih mungkin untuk melakukan aktivitas yang menghasilkan uang dan pendapatan mereka 61% lebih tinggi. Sedangkan perempuan yang menerima bantuan tunai dan mengikuti pelatihan bersama pasangan mereka memiliki 4,1 poin persentase lebih kecil kemungkinannya untuk melakukan kegiatan yang menghasilkan pendapatan dibandingkan perempuan yang diminta datang ke pelatihan tanpa membawa pasangannya. Artinya, melibatkan pasangan dalam pelatihan tampaknya menjadi bumerang bagi perempuan penerima bantuan tunai.

Hasil eksperimen seperti itu karena dua mekanisme. Pertama, keterlibatan pria dalam pelatihan dapat mengurangi privasi perempuan terhadap bantuan tunai, mengurangi wewenang mereka untuk menginvestasikan bantuan tersebut dalam kegiatan mereka sendiri atau anggota rumah tangga lainnya. Kedua, bilapun privasi terhadap uang tunai tidak berubah, pria yang terlibat dalam pelatihan mungkin merasa punya legitimasi untuk mempengaruhi bagaimana uang bantuan dihabiskan setelah mengikuti pelatihan.

Secara umum, ada dampak positif terhadap pendapatan rumah tangga, meskipun tidak ada perbedaan signifikan antara dua kelompok perlakuan. Berpartisipasi dalam pelatihan sendirian versus dengan pasangan memunculkan efek substitusi antara kegiatan perempuan dan laki-laki yang menghasilkan pendapatan. Program bantuan tunai dan pelatihan tesebut secara keseluruhan memberikan dampak yang sangat positif, seperti meningkatnya standar hidup misalnya diukur dengan peningkatan konsumsi makanan dan kepemilikan asset. Juga ada manfaat sosio-psikologis positif yang muncul, misalnya perempuan yang ikut program ini menjadi lebih merasa puas dengan kehidupannya, Kesehatan mentalnya menjadi lebih baik, dan lebih memiliki akses ke keuangan.

Jamesta di Yogyakarta

Di Indonesia sendiri, sebuah eksperimen pernah dilakukan sebagai upaya untuk mendalami dampak dan pengaruh dari bantuan jaminan pendapatan dasar semesta (Jamesta), yaitu Yogyakarta Basic Income Pilot (YBIP) (Prasetyo dkk, 2023). Studi tersebut mencoba menyelidiki bagaimana pemberian Jamesta melalui YBIP dapat memberikan kontribusi nyata terhadap kondisi ekonomi dan kesejahteraan penerima manfaat. Dengan melibatkan sejumlah partisipan selama enam bulan, penelitian ini berusaha menggali pengaruhnya terhadap pendapatan, keamanan pangan, dan aspek-aspek lain yang dapat memberikan wawasan berharga terkait efektivitas program bantuan keuangan tersebut.

YBIP merupakan eksperimen pertama di Indonesia yang didanai melalui crowdfunding, diorganisir oleh berbagai pihak dan dilakukan secara sistematis dan ilmiah. YBIP memberikan 500.000 IDR kepada 25 penerima yang dipilih selama enam bulan tanpa syarat apa pun, dan dampaknya diukur melalui survei berkala (sebelum, selama, dan setelah berakhirnya pilot). Selain 25 penerima penghasilan dasar, Pilot juga memilih 75 orang lain dari 2.100 pelamar sebagai kelompok kontrol. Sebanyak 60% partisipan eksperimen ini adalah perempuan.

Eksperimen ini memang tidak secara eksplisit melihat implikasi keterlibatan pasangan bagi perempuan penerima Jamesta. Namun menarik untuk dicatat bahwa hasil penelitian menunjukkan bahwa Jamesta secara signifikan membantu meningkatkan pendapatan dan meningkatkan status keamanan pangan penerimanya. Di sisi lain, Jamesta tidak mengubah gaya hidup atau penggunaan waktu senggang peserta dan tidak mengganggu atau mengurangi produktivitas penerima manfaat.

Kesimpulan

Dari kedua penelitian di Tunisia dan eksperimen YBIP di Indonesia menunjukkan bahwa program bantuan keuangan, terutama yang bersifat inovatif seperti YBIP, memiliki potensi untuk memberikan dampak positif pada kondisi ekonomi dan kesejahteraan. Tentu penting untuk terus mengembangkan dan menyesuaikan program-program serupa agar dapat mengatasi permasalahan dan mencapai dampak yang lebih luas dalam mendukung kesetaraan dan kesejahteraan khususnya di Indonesia, mengingat di perempuan memiliki peran yang besar, misalnya sebagian besar UMKM dimiliki oleh perempuan yang di antara mereka membutuhkaan bantuan pembiayaan dan pelatihan keuangan.

Referensi

Gazeaud, J., Khan, N., Mvukiyehe, E., & Sterck, O. (2023). “Empowering women in Tunisia through cash grants and financial training”, https://voxdev.org/topic/social-protection/empowering-women-tunisia-through-cash-grants-and-financial-training

Prasetyo, Y., E., dkk. (2023). “Yogyakarta’s Basic Income Pilot (YBIP) Experiment (Final Report)”, https://www.researchgate.net/publication/370558678_Yogyakarta’s_Basic_Income_Pilot_YBIP_Experiment_Final_Report

NN (2023). “Pemerintah Dukung Peningkatan Pemberdayaan Ekonomi Perempuan Indonesia”, https://www.kemenkeu.go.id/informasi-publik/publikasi/berita-utama/Pemberdayaan-Ekonomi-Perempuan-Indonesia

Editor: Aloysius Gunadi Brata

]]> Di Tengah Isu Pemilu 2024: Konsumsi Naik, Investasi Turun https://585.my.id/di-tengah-isu-pemilu-2024-konsumsi-naik-investasi-turun/ Wed, 17 Jan 2024 08:21:51 +0000 https://585.my.id/?p=270

Di Tengah Isu Pemilu 2024: Konsumsi Naik, Investasi Turun

 Oleh: Andreas Sukamto (Dosen Prodi EP UAJY)

Perekonomian dunia masih dibayangi isu perubahan iklim, geopolitik dan geoekonomi. Berbagai isu global tersebut menyebabkan proyeksi perekonomian dunia masih melambat hingga tahun 2025. Di tengah goncangan (shock) ekonomi ini, perekonomian Indonesia menyongsong hajatan nasional Pemilu 2024 yang akan dilaksanakan tanggal 14 Februari 2024. Hal ini akan berimbas pada pertumbuhan ekonomi nasional, khususnya pada kwartal pertama 2024 ini.

Pertumbuhan ekonomi tidak lain adalah kenaikan jumlah barang dan jasa yang bisa diproduksi dari masa ke masa. Dari sisi produksi ini yang disebut sebagai Produk Domestik Brutto (PDB) atau penawaran agregat (Aggregate Supply). Jadi pertumbuhan ekonomi adalah pertumbuhan Produk Domestik Brutto.

Menyitir pendapat dari teori Ekonomika Klasik (Classical Economics) bahwa penawaran akan menciptakan permintaan dengan sendirinya (Supply Creates its Own Demand), dengan asumsi bahwa peranan pemerintah minimal, maka produksi (Aggregate Supply) atau penawaran agregat akan menciptakan permintaan agregat (Aggregate Demand). Sehingga dalam keseimbangan perekonomian, Aggregate Supply sama dengan Aggregate Demand.

Permintaan Agregat ini meliputi: Pertama, permintaan konsumsi rumah tangga (Household) atau C. Ini termasuk Lembaga Non Profit yang melayani yang menyumbang kenaikan pada konsumsi barang dan jasa. Seperti pada saat pemilu yang lalu, yaitu 2014 dan 2019 mempunyai trend kenaikan yang tinggi. Terutama pada belanja iklan dari organisasi kemasyarakatan dan partai politik menjelang pemilu. Maka diprediksikan bahwa konsumsi rumah tangga ini (C) akan meningkat menyongsong pemilu 2024 ini. Seperti belanja iklan (baik media cetak dan elektronik), belanja kostum, spanduk, baliho serta transportasi.

Kedua, Investasi oleh sektor bisnis (I). Kilas balik pada pemilu sebelumnya, permintaan investasi ini diproyeksikan akan melambat. Dunia usaha akan melihat dan menunggu (wait and see) hasil dari setiap pemilu. Mereka butuh iklim usaha yang kondusif untuk kepastian berusaha. Karena investasi riil ini atau penambahan modal riil (Capital Stock) ini berdimensi jangka panjang, sehingga di dalamnya pasti dibutuhkan adanya kepastian hukum dan politik. Kepastian politik dalam pemilu 2024 akan berimbas pada kepastian berusaha. Melihat kilas balik pemilu 2014 dan 2019 yang lalu, tren investasi pada tahun 2024 ini bisa juga diproyeksikan menurun. Menurunnya tren sektor investasi ini pasti akan berdampak pada menurunnya pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan (Suistainable Growth).

Ketiga, Pengeluaran (Belanja) Pemerintah (G) juga diproyeksikan menurun menyongsong pemilu 2024 ini. Di tengah turunnya belanja investasi sektor bisnis, stimulus yang berasal dari belanja (pengeluaran) pemerintah (G) ini seharusnya meningkat. Melalui kebijakan anggaran defisit yang bersifat ekspansif, pemerintah bisa mendongkrak daya beli masyarakat, meskipun sifatnya jangka pendek. Namun apabila dilihat dari struktur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), ruang fiskal pemerintah ini selalu terbatas. Hal ini terlihat dari masa ke masa APBN kita selalu defisit. Meskipun rasio defisit anggaran selalu dikendalikan pada kisaran kurang dari 3%, tetapi ini pada kondisi ekonomi yang normal.

Apabila terjadi goncangan (Shock), seperti pada saat pandemi Covid 19 yang lalu, rasio defisit anggaran terhadap PDB ini meningkat tajam lebih dari 6%. Pada waktu itu perekonomian sempat terkontraksi minus 2,1 % pada tahun 2020. Meskipun pada tahun 2022 yang lalu bisa tumbuh sebesar 5,3 %. Namun harga yang harus dibayar adalah rasio defisit anggaran terhadap PDB meningkat dan defisit anggaran tersebut ditutup melalui utang. Sehingga rasio utang terhadap PDB juga meningkat. Pada November 2023 sebesar 38,11% sedangkan pada November 2019 (sebelum Covid 19) sebesar 29,8%.

Paparan di atas menunjukkan bahwa ruang fiskal (APBN) sangatlah terbatas, sehingga sulit membayangkan investasi pemerintah ini akan bisa meningkat pada pemilu 2024. Banyak ekonom memproyeksikan investasi pemerintah justru akan menurun dan menggerus pertumbuhan ekonomi.

Meskipun ada kecenderungan konsumsi rumah tangga dan juga lembaga non profit (C) meningkat, namun investasi sektor bisnis (I) akan menurun. Begitu pula investasi dari pemerintah (G) juga ada kecenderungan menurun. Maka proyeksi pertumbuhan ekonom 5,1% pada tahun 2024 ini mungkin susah untuk diraih.

Di tengah isu global dan pemilu 2024 ini, agar momentum pertumbuhan ekonomi berkelanjutan  (Suistainable Growth) maka distorsi-distorsi ekonomi harus diperbaiki. Tersedianya prasarana dan infrastruktur yang memadai agar biaya logistik semakin murah; pemotongan birokrasi (debirokratisasi) dan kelembagaan yang lebih efisien; penyederhanan aturan (deregulasi) agar kepastian berusaha lebih kondusif, juga aspek kepastian hukum (Law Enforcement) terutama menyangkut Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN); pemberantasan pungutan liar dan suap; serta jaminan stabiltas politik dan keamanan.

Kesemuanya itu agar ekonomi berbiaya tinggi (High Cost Economic) bisa diturunkan dan perekonomian nasional akan jauh lebih efisien dan berdaya saing tinggi, yang dapat mendorong pertumuhan ekonomi yang berkelanjutan (Suistainable Growth).

(Dimuat di https://suryayogya.com/2024/01/13/di-tengah-isu-pemilu-2024-konsumsi-naik-investasi-turun/)

]]> Potensi Ekonomi Usaha Toko Bunga dan Rangkaian Bunga di D.I. Yogyakarta https://585.my.id/potensi-ekonomi-usaha-toko-bunga-dan-rangkaian-bunga-di-d-i-yogyakarta/ Wed, 17 Jan 2024 08:16:26 +0000 https://585.my.id/?p=267

Potensi Ekonomi Usaha Toko Bunga dan Rangkaian Bunga di D.I. Yogyakarta

Potensi Ekonomi Usaha Toko Bunga dan Rangkaian Bunga di D.I. YogyakartaOleh: Yenny Patnasari (Dosen Prodi EP UAJY)

Selama ini bunga menjadi bagian dalam berbagai  peristiwa kehidupan manusia. Bunga dapat mengungkapkan suasana hati baik dalam peristiwa bahagia maupun sedih. Keindahan bunga dapat meningkatkan kenyamanan dan menenangkan. Bunga juga merupakan simbol budaya.  Banyak daerah-daerah di Indonesia menggunakan bunga dalam upacara adat, upacara keagamaan dan perayaan-perayaan.

Daerah Istimewa Yogyakarta adalah salah satu kota budaya yang masih kuat memegang tradisi. Di sisi lain, di kalangan masyarakat modern tumbuh budaya baru menggunakan bunga sebagai dekorasi ruangan dan juga sebagai bentuk hadiah untuk berbagai acara, meningkatkan permintaan akan bunga dan produk rangkaian bunga di D.I. Yogyakarta.

Kemudahan mendapatkan bunga membuat harga bunga di D.I. Yogyakarta lebih murah dibandingkan daerah lain, menyebabkan masyarakat Yogyakarta lebih menyukai bunga hidup dibandingkan bunga sintetis. Beberapa jenis bunga pun dapat dibudidayakan di D.I. Yogyakarta seperti krisan, heliconia, anggrek, gerbera, anthurium, melati, mawar dan sedap malam. Data yang ada menunjukkan semua wilayah di D.I. Yogyakarta terutama Sleman dan Kota Yogyakarta dapat memproduksi bunga dengan luas panen mengalami peningkatan. Dari 20 (dua puluh) jenis tanaman hias yang dicatat tahun 2022, tercatat ada 12 jenis tanaman hias yang mengalami kenaikan luas panen dibanding tahun sebelumnya.

Luas panen bunga krisan adalah yang terluas di D.I. Yogyakata yaitu seluas 6,378 hektar. Diikuti oleh heliconia, anthurium, mawar, melati, gerbera dan sedap malam dengan luas masing-masing adalah 21,609 hektar, 6,889 hektar, 5,292 hektar, 5,016 hektar, 3,583 hektar dan 2,576 hektar. Bunga krisan di D.I. Yogyakarta paling banyak dihasilkan di Kabupaten Sleman, yakni sebanyak 1,07 juta tangkai (92,36 persen), diikuti oleh Kabupaten Kulon Progo sebanyak 88,8 ribu tangkai atau 7,64 persen dari total produksi krisan di D.I.  Yogyakarta.

Bunga-bunga tersebut adalah jenis-jenis bunga yang banyak digunakan untuk membuat rangkaian bunga. Banyaknya kebutuhan akan bunga potong dan rangkaian bunga di D.I. Yogyakarta belum dapat terpenuhi dari hasil produksi di dalam D.I. Yogyakarta sehingga masih mendatangkan bunga potong dari daerah lain di sekitar D.I. Yogyakarta seperti Boyolali dan Bandungan (Jawa Tengah), untuk beberapa jenis bunga didatangkan dari Malang (Jawa Timur) bahkan dengan mengimpor. 

Usaha yang potensial

Meningkatnya permintaan akan bunga potong dan rangkaian bunga di D.I. Yogyakarta serta mudahnya mendapatkan bahan baku membuka peluang bagi para pelaku usaha bunga potong dan rangkaian bunga, dan ini merupakan salah satu usaha yang memiliki potensi ekonomi yang sangat besar untuk dikembangkan di D.I. Yogyakarta.

Pelaku usaha toko bunga dan rangkaian bunga di D.I. Yogyakarta terpusat di Kawasan Kotabaru dan akhir-akhir ini mulai bermunculan toko-toko bunga di luar kawasan tersebut. Usaha yang dilakukan adalah menjual bunga potong dan berbahai jenis rangkaian bunga untuk berbagai acara.

Tingginya permintaan tersebut antara lain berasal dari masyarakat D.I. Yogyakarta yang masih memegang budaya Jawa seperti nyadran yaitu  suatu tradisi untuk mendoakan leluhur yang sudah meninggal. Salah satu kegiatan saat nyadran adalah melakukan tabur bunga pada makam leluhur.

D.I. Yogyakarya yang juga merupakan kota pelajar, mempunyai banyak pusat-pusat pendidikan, acara wisuda akan meningkatkan permintaan rangkaian bunga sebagai ucapan selamat. Sebagai salah satu kota MICE (Meeting, Incentive, Convention, Exhibition) di Indonesia, D.I Yogyakarta sering mengadakan kegiatan MICE yang tentu memerlukan rangkaian bunga sebagai dekorasi, di samping sebagai kota wisata yang mempunyai banyak hotel yang juga memerlukan bunga sebagai penghias lobby.

Masih banyak lagi kebutuhan akan bunga potong dan rangkaian bunga seperti untuk upacara kematian, upacara keagamaan, dekorasi pernikahan dan ulang tahun, hari Valetine, krans bunga untuk ucapan selamat dan duka cita, menengok orang sakit bahkan kegiatan fundraising.

Perlu dikembangkan

Pemilihan lokasi usaha yang strategis dan mudah dijangkau konsumen perlu dipertimbangkan karena pemilihan lokasi juga merupakan kunci keberhasilan suatu usaha. Konsumen akan mudah menjangkau bila lokasinya strategis dengan pemilihan berdasarkan segmen pasar dan target pembeli. Pelaku usaha  dapat mendekat pada konsumen misal dengan membuka toko bunga di dekat kampus mengingat kampus merupakan pasar yang baik bagi usaha ini.

Dalam usaha toko bunga dan rangkaian bunga, faktor keindahan rangkaian sangatlah penting agar konsumen tertarik untuk membeli rangkaian bunga dan mempertahankan pasar yang sudah ada. Usaha toko bunga dan rangkaian bunga termasuk usaha ekonomi kreatif yang menuntut pelakunya mampu berkreasi dan berinovasi, memunculkan desain baru yang mengikuti perkembangan selera konsumen, agar mampu memenangkan persaingan. Maka hal ini juga dapat menumbuhkan usaha workshop atau kursus merangkai bunga.

Pelaku usaha perlu mempertahankan konsumen/pelanggan dengan melakukan follow up supaya pelanggan akan melakukan pembelian kembali. Follow up bisa dilakukan dengan menanyakan tingkat kepuasan, menerima saran dan kritik untuk memperbaiki produk. Juga memperkuat hubungan antara pebisnis pelaku usaha dan pelanggan seperti penyelenggara hotel, kampus, kantor dan penyelenggara MICE.

Selain hal di atas, pelaku usaha harus dapat memanfaatkan media sosial dengan maksimal untuk menarik konsumen di pasaran dan untuk memudahkan melakukan komunikasi atau berinteraksi dengan konsumen. Pelaku usaha perlu menyediakan saluran komunikasi yang lengkap.

(Dimuat di https://suryayogya.com/2024/01/06/potensi-ekonomi-usaha-toko-bunga-dan-rangkaian-bunga-di-di-yogyakarta/)

]]> Risiko Ekonomi Politik Dinasti https://585.my.id/risiko-ekonomi-politik-dinasti/ Wed, 17 Jan 2024 07:25:15 +0000 https://585.my.id/?p=263

Risiko Ekonomi Politik Dinasti

Risiko Ekonomi Politik Dinasti

Oleh: Sigit Triandaru (Dosen Prodi EP UAJY)

 Urusan politik tidak pernah terlepas dari urusan ekonomi, dan sebaliknya. Kekuasaan lebih besar memberi peluang lebih besar untuk mendapatkan manfaat ekonomi. Kekuatan ekonomi lebih besar juga membuka jalan lebih lebar untuk memenangkan kontestasi politik. Tidak ada yang salah dari fenomena tersebut. Faktanya, sebagai contoh, memenangkan pemilihan kepala daerah memerlukan pendanaan yang tidak sedikit. Di sisi lain, setelah berkuasa, seseorang kepala daerah memiliki akses mempengaruhi anggaran ditujukan untuk apa dan bagi kepentingan siapa.

Ibarat senjata, kekuatan politik bisa bermanfaat demi kebaikan, namun juga bisa merusak. Kekuatan politik bisa terutama ditujukan untuk kesejahteraan masyarakat seluas-seluasnya, atau hanya demi kelompok tertentu dan merugikan sebagian yang lain.  Risiko ekonomi ini tentu saja menjadi sangat besar saat kelompok tertentu atau bahkan keluarga tertentu sangat mendominasi peta kekuasaan di suatu daerah. Orang-orang dalam jalur kekerabatan tertentu, bisa saja memonopoli kekuatan eksekutif di pemerintah daerah, kekuatan legislatif di dewan, ditambah dukungan kerabat di lembaga penegakan hukum, bahkan disempurnakan dengan dukungan kerabat di pemerintah pusat dan lembaga legislatif di tingkat nasional. Kekuatan ekstra besar semacam ini cenderung mampu melanggengkan kekuasaan mereka dari satu periode ke periode berikutnya, terus dan terus, layaknya sebuah dinasti, tepatnya dinasti politik. Semuanya bisa diatur demi kepentingan mereka sendiri, baik itu urusan anggaran, proyek, maupun perkara hukum.

Sebagai perbandingan di bidang ekonomi, perusahaan yang memonopoli pasar juga bisa merugikan masyarakat. Monopolis tidak mempunyai pesaing yang seimbang. Posisinya memungkinkan menetapkan harga jauh lebih tinggi dari pada andainya banyak pesaing yang seimbang. Karena daya beli Masyarakat yang terbatas, jumlah barang yang terbeli menjadi lebih sedikit. Konsumen disengsarakan karena tiga hal, terpaksa harus bayar lebih tinggi, terpaksa harus mengonsumsi lebih sedikit, atau bahkan tidak mampu membeli sama sekali. Meskipun barang yang terjual menjadi lebih sedikit, sang monopolis tetap menikmati penerimaan lebih besar karena persentase kenaikan harga relatif lebih besar dari pada penurunan jumlah barang terjual. Sepanjang biaya tidak berubah, penerimaan lebih besar sama saja dengan laba lebih besar. Sistem ini menyebabkan sebagian kecil masyarakat sangat diuntungkan, yaitu kaum monopolis, dan di sisi satunya sangat dirugikan, yaitu masyarakat luas. Menyadari hal ini, Indonesia memiliki lembaga yang bertanggung jawab untuk mencegahnya, yaitu Komisi Pengawas Persaingan Usaha atau KPPU.  Kebetulan saja namanya mirip KPU atau Komisi Pemilihan Umum. KPU dan KPPU, bersama Badan Pengawas Pemilihan Umum atau Bawaslu, sama-sama memiliki peran mencegah terjadinya persaingan tidak sehat. Bedanya, yang satu di bidang politik, satunya lagi bidang ekonomi.

Politik dinasti kurang lebih menimbulkan risiko yang sama. Sama-sama bisa bertindak tanpa ada mekanisme kontrol. Lebih parah lagi, monopoli kekuasaan melahirkan monopoli informasi. Penguasaan informasi menjadi sangat tidak simetris. Informasi yang bisa membentuk opini publik didominasi pemegang kuasa, sementara sebagian besar masyarakat hanya bisa menerima informasi apa pun yang ingin disebarkan oleh penguasa, entah nyata atau propaganda. Dalam era teknologi informasi ini, informasi juga menjadi kunci kekuasaan, politik dan ekonomi. Akhirnya opini publik terhadap legitimasi penguasa bisa direkayasa melalui saluran berita atau media sosial atau rilis hasil survei. Salah bisa menjadi benar, tidak sah bisa menjadi sah, dan sebaliknya.

Bagaimana fakta perekonomian yang menjalani politik dinasti? Berikut ini adalah contoh aktual yang terjadi di Korea Utara hingga saat ini. Kim Il Sung adalah pendiri Korea Utara dan mulai berkuasa sejak 1946. Penguasa selanjutnya berturut-turut selalu dari keturunannya, maka terbentuklah Dinasti Kim yang mengendalikan segala aspek kehidupan rakyatnya. Kim Jong Il melanjutkan mulai 1994 dan Kim Jong Un mulai 2011 hingga sekarang.  Bagaimana perekonomiannya? Data Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menunjukkan bahwa Produk Domestik Bruto per kapita Korea Utara Tahun 2018 adalah US$639,6, atau hanya tidak lebih dari satu per tujuh dari Indonesia yang sebesar US$4.135,6 pada tahun yang sama. Sebuah artikel di jurnal ilmiah Humanities and Social Sciences Communications Tahun 2020 menyebutkan jumlah penduduk yang miskin ekstrem di Korea Utara Tahun 2018 mencapai 60%. Angka kemiskinan yang non-ekstrem pasti lebih tinggi lagi, apalagi setelah pandemi. Sebagian besar penduduknya miskin.

Contoh berikutnya tentang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Tahun 2020 di Indonesia. Menurut data dari nagarainstitute.org, dari 739 pasangan calon, calon yang merupakan dinasti politik berjumlah 129, dan 57 di antaranya menang. Selanjutnya 27 di antara 57 calon yang menang itu diajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi, dan 22 memenangkan perkara. Lebih jauh lagi,  8 dari 57 calon yang menang merupakan calon tunggal yang tersebar di 8 kabupaten/kota dalam 6 provinsi. Bagaimana kinerja perekonomian di daerah-daerah ini? Data Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa masing-masing 7 dari 8 kabupaten/kota tersebut mengalami rata-rata pertumbuhan ekonomi tahunan setelah Pilkada, dari 2021 hingga 2022, yang lebih rendah dari pada pertumbuhan ekonomi di provinsi masing-masing. Jika dibandingkan antara sebelum dan sesudah Pilkada, sekali lagi 7 dari 8 kabupaten/kota tersebut mengalami kesenjangan pertumbuhan ekonomi dibandingkan provinsi masing-masing yang semakin buruk. Dengan kata lain, sulit sekali untuk menyimpulkan bahwa kabupaten/kota hasil kemenangan dinasti politik calon tunggal memberikan kinerja ekonomi yang lebih baik dari pada daerah lainnya di provinsi yang sama, terutama dari sisi pertumbuhannya. Lebih mudah untuk menyimpulkan hal sebaliknya tentu saja.

Permenungannya di sini adalah adanya risiko ekonomi besar dari praktik politik dinasti. Terlepas dari banyak pula aspek negatif lain menurut kacamata hukum dan politik terhadap politik dinasti, pada ujungnya, pihak yang akan menanggung risiko ekonominya terutama adalah rakyat biasa. Orang-orang yang kehidupan sehari-harinya jauh dari rutinitas dunia politik akan menanggung dampak negatifnya pada kinerja perekonomian.

(Dimuat di https://suryayogya.com/2023/12/21/risiko-ekonomi-politik-dinasti/)

]]> FBE UAJY dan Credit Union Kridha Rahardja (CUCK) Jalin Kerjasama Pemberdayaan UMKM https://585.my.id/fbe-uajy-dan-credit-union-kridha-rahardja-cuck-jalin-kerjasama-pemberdayaan-umkm/ Wed, 17 Jan 2024 07:04:18 +0000 https://585.my.id/?p=256

FBE UAJY dan Credit Union Kridha Rahardja (CUCK) Jalin Kerjasama Pemberdayaan UMKM

FBE UAJY dan Credit Union Kridha Rahardja (CUCK) Jalin Kerjasama Pemberdayaan UMKM

FBE UAJY dan Credit Union Kridha Rahardja (CUCK) Jalin Kerjasama Pemberdayaan UMKM

Yogyakarta, 9 Januari 2024 – Dekan Fakultas Bisnis dan Ekonomika (FBE) Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY), W. Mahestu Noviandra Krisjanti, dan Ketua Pengurus Credit Union Kridha Rahardja (CUCK), Rm. Antonius Sumarwan, SJ, resmi menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) di Ruang Rapat Dekanat FBE UAJY. Penandatanganan ini menandai dimulainya kerjasama antara kedua lembaga dalam upaya pemberdayaan, pendampingan, dan penelitian bagi masyarakat, khususnya dalam pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang menjadi anggota CUCK.

Rm. Antonius Sumarwan, SJ, dalam penjelasannya, menyoroti latar belakang dan kegiatan credit union sebagai sebuah koperasi yang memberikan pelayanan keuangan kepada masyarakat, bukan sebagai bank konvensional. Penandatanganan MoU ini menjadi langkah strategis setelah sebelumnya FBE UAJY juga menjalin kerjasama dengan Credit Union Cindelaras Tumangkar (CUCT) pada akhir tahun sebelumnya.

Dalam sambutannya, Dekan FBE UAJY, W. Mahestu Noviandra Krisjanti, menyambut baik kerjasama ini dan menyampaikan rasa terima kasih atas kepercayaan yang diberikan oleh CUCK. Ia mengungkapkan harapannya agar kerjasama ini dapat memberikan manfaat maksimal bagi pengembangan UMKM yang menjadi fokus utama dari kerjasama ini. Kedua belah pihak berharap bahwa kerjasama ini dapat berlangsung dengan baik, memiliki dampak positif yang nyata, dan saling memperkuat sinergi antara FBE UAJY dan CUCK dalam mendukung pertumbuhan sektor UMKM di masyarakat.

]]> UAJY Beri Tips Hadapi Tantangan di Era Digital untuk Pelaku UMKM di Jogja https://585.my.id/uajy-beri-tips-hadapi-tantangan-di-era-digital-untuk-pelaku-umkm-di-jogja/ Thu, 21 Dec 2023 03:51:23 +0000 https://585.my.id/?p=246

UAJY Beri Tips Hadapi Tantangan di Era Digital untuk Pelaku UMKM di Jogja

UMKM memiliki peranan dalam perekonomian daerah maupun nasional. Sayangnya, popularitas UMKM kerap kalah saing dengan brand besar. Pelaku UMKM didorong untuk unjuk gigi menampilkan kebolehan produknya dengan berbagai macam cara.

Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY) membekali pelaku UMKM dengan strategi menghadapi tantangan di era digital. Para pelaku UMKM diharapkan mampu bersaing di era digital sekarang ini.
“Para mitra UMKM dapat mengambil langkah antisipasi dan belajar untuk beradaptasi dan bersaing dengan kemajuan teknologi. Kegiatan ini juga akan memberikan gambaran kelanjutan berupa pelatihan dan pendampingan sesuai dengan prioritas kebutuhan dari UMKM yang akan dibagi dalam kelompok-kelompok,” ujar Dekan FBE UAJY, W. Mahestu Noviandra Krisjanti, Jumat (15/12/2023).

Kegiatan pembekalan untuk pelaku UMKM ini merupakan hasil kerja sama dengan UAJY dengan Credit Union Cindelaras Tumangkar (CUCT). Salah seorang pelaku UMKM, Josh Handani, membagikan pengetahuan dan praktik soal digital marketing.

Menurutnya, pelaku UMKM perlu memanfaatkan Google Maps dan e-Commerce untuk menunjang pengembangan bisnis dan optimalisasi dari pengiklanan UMKM.

“Lahirnya media sosial dan marketplace seperti Tokopedia dan Shopee sangat berperan besar dalam menjangkau semua kalangan konsumen kapan saja dan di mana saja. Tentu hal ini akan sangat menguntungkan bagi para pelaku usaha mikro kecil dan menengah,” ujar Josh Handani.

Pada kegiatan tersebut juga diadakan mini expo untuk memberikan kesempatan bagi beberapa UMKM untuk memamerkan dan menjual bisnis usaha mereka, mulai dari olahan makanan hingga tekstil bernilai tinggi.


“Saya cukup senang bisa hadir dan memperkenalkan jualan saya. Sebetulnya kalau UMKM itu butuh acara-acara yang seperti ini. Jadi selain untuk capacity building, bisa juga membuka jejaring baru. Yang lebih penting lagi pendampingan yang akan dilakukan oleh Atma Jaya (Yogyakarta) besok diharapkan benar-benar efektif untuk upskilling kami para pelaku UMKM. Kami sangat menantikan kerjasama tersebut,” ujar Endah Palupi, salah seorang peserta.

Sumber Kumparan Tugu Jogja

]]> LEB berpartisipasi dalam kegiatan pelatihan bisnis mikro-kecil di Desa Dirung Lingkin https://585.my.id/leb-berpartisipasi-dalam-kegiatan-pelatihan-bisnis-mikro-kecil-di-desa-dirung-lingkin/ Thu, 21 Dec 2023 03:39:51 +0000 https://585.my.id/?p=240

LEB berpartisipasi dalam kegiatan pelatihan bisnis mikro-kecil di Desa Dirung Lingkin

Laboratorium Ekonomi Bisnis (LEB) UAJY berpartisipasi dalam Pelatihan Berdikari Perencanaan Serta Penilaian Kelayakan Usaha Kewirausahaan Masyarakat Binaan Lingkar Tambang, yang diadakan oleh PT. Indo Muro Kencana (IMK), khususnya divisi corporate social responsibility (CSR) di Desa Dirung Lingkin, Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Selatan. Kegiatan dilaksanakan dua hari, 18-19 Desember 2023 mencakup enam sesi/materi.

Dalam kesempatan tersebut Aloysius Gunadi Brata, Ph.D dari LEB berbagi materi perspektif teoretis dan kebijakan peran dan pengembangan bisnis mikro dan kecil, khususnya dalam konteks Sustainable Development Goals (SDGs). Materi ini dilanjutkan dengan pemaparan yang disampaikan oleh Angela Dea Rachmasari, S.TP., M.Sc., M.B.A. yang mengupas bagaimana membangun bisnis dari nol, membuat bisnis model, marketing dan branding berdasarkan perspektif praktis dan pengalaman nyata.

Peserta pelatihan adalah pengurus sejumlah koperasi binaan PT. IMK, pengurus Bumdes, ibu-ibu yang sudah memiliki usaha skala mikro-kecil, serta pemuda-pemudi baik yang sudah menjalankan usahanya sendiri maupun yang berkeinginan untuk mempunyai bisnis kecil secara mandiri. Bentuk-bentuk bisnis yang sudah dijalankan misalnya produksi makanan oleh ibu-ibu, sedangkan koperasi ada yang melakukan budidaya tanaman dengan pasar untuk kepentingan replantasi lahan tambang. Terdapat juga usaha yang dirintis koperasi berupa agrobisnis yang juga mencakup usaha pelestarian tanaman buah dan obat lokal.

Kegiatan pelatihan ini diharapkan dapat membantu masyarakat, khususnya yang berada di sekitar area PT. IMK, menyiapkan landasan yang lebih kuat untuk memulai bisnis atau mengembangkan bisnis mikro, kecil dan koperasi. Disepakati bahwa kemandirian secara sinambung dalam bisnis-bisnis tersebut adalah harapan yang membutuhkan kerja sama dan kerja keras yang terencana. Dalam proses tersebut tetap dibutuhkan bantuan dan pendampingan baik dari PT IMK maupun pihak lain, seperti bagaimana melakukan variasi produk, pemasaran, pemanfaatan teknologi digital, serta dokumentasi tanaman buah dan obat lokal.

]]> FBE UAJY Bekali UMKM Strategi Tantangan di Era Digital https://585.my.id/fbe-uajy-bekali-umkm-strategi-tantangan-di-era-digital/ Thu, 21 Dec 2023 03:33:49 +0000 https://585.my.id/?p=235

FBE UAJY Bekali UMKM Strategi Tantangan di Era Digital

TALKSHOW: Fakultas Bisnis dan Ekonomika (FBE) Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY) mengadakan Talkshow dan Mini Expo

TALKSHOW: Fakultas Bisnis dan Ekonomika (FBE) Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY) mengadakan Talkshow dan Mini Expo “Peluang dan Tantangan UMKM di Era Digital”. (UAJY)

RADAR JOGJA – Fakultas Bisnis dan Ekonomika (FBE) Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY) mengadakan Talkshow dan Mini Expo “Peluang dan Tantangan UMKM di Era Digital” di Auditorium Kampus 3 Gd. Bonaventura UAJY, Rabu (14/12/2023). Kegiatan ini merupakan sinergi antara FBE UAJY dengan Credit Union Cindelaras Tumangkar (CUCT) yang bertujuan untuk membahas peluang dan tantangan bisnis bagi para pelaku UMKM agar mampu bersaing pada era digital saat ini. Pemaparan materi diberikan oleh Rini Radikun, MBA. yang merupakan aktivis UMKM dan Josh Handani yang merupakan pelaku UMKM.

Dekan FBE UAJY, W. Mahestu Noviandra Krisjanti, Ph.D. dalam sambutannya menyampaikan optimisme besar akan kerjasama fakultas dengan CUCT yang diawali dengan pengadaan talkshow ini. Ia berharap melalui diskusi terbuka ini, para mitra UMKM dapat mengambil langkah antisipasi dan belajar untuk beradaptasi dan bersaing dengan kemajuan teknologi. Kegiatan ini juga akan memberikan gambaran kelanjutan berupa pelatihan dan pendampingan sesuai dengan prioritas kebutuhan dari UMKM yang akan dibagi dalam kelompok-kelompok.

Selanjutnya, dilakukan pengenalan terkait digital marketing oleh Josh Handani. Ia menyampaikan pentingnya penggunaan Google Maps dan E-commerce dalam menunjang pengembangan bisnis dan optimalisasi dari pengiklanan UMKM. Menurutnya, lahirnya media sosial dan marketplace seperti Tokopedia dan Shopee sangat berperan besar dalam menjangkau semua kalangan konsumen kapan saja dan di mana saja. Tentu hal ini akan sangat menguntungkan bagi para pelaku usaha mikro kecil dan menengah.

Pada kegiatan tersebut juga diadakan mini expo untuk memberikan kesempatan bagi beberapa UMKM untuk memamerkan dan menjual bisnis usaha mereka, mulai dari olahan makanan hingga tekstil bernilai tinggi.

Endah Palupi salah seorang peserta talkshow menunjukkan antusiasme besar saat menawarkan usaha fresh fruit yoghurt miliknya pada pameran yang berlangsung di dalam Auditorium Kampus 3.

“Saya cukup senang bisa hadir dan memperkenalkan jualan saya. Sebetulnya kalau UMKM itu butuh acara-acara yang seperti ini. Jadi selain untuk capacity building, bisa juga membuka jejaring baru. Yang lebih penting lagi pendampingan yang akan dilakukan oleh Atma Jaya (Yogyakarta) besok diharapkan benar-benar efektif untuk upskilling kami para pelaku UMKM. Kami sangat menantikan kerjasama tersebut,” ujar Endah. (ila)

Sumber Radar Jogja

]]> Mungkinkah UMKM melunasi pinjaman secara fleksibel? https://585.my.id/mungkinkah-umkm-melunasi-pinjaman-secara-fleksibel/ Sun, 10 Dec 2023 04:37:11 +0000 https://585.my.id/?p=221

Mungkinkah UMKM melunasi pinjaman secara fleksibel?

(Pelajaran dari eksperimen di Uttar Pradesh, India) 

Oleh: Angelina Komala (Mahasiswa Prodi EP, Angkatan 2023)

Pengusaha kecil sering menghadapi arus kas yang tidak teratur, yang dapat menghambat pertumbuhan dan keberlanjutan bisnis. Salah satu inovasi yang muncul untuk mengatasi masalah tersebut adalah produk keuangan yang fleksibel, khususnya pinjaman dengan jadwal pembayaran yang fleksibel, sebagaimana ditulis oleh Barboni & Theys (2023).

Temuan

Barboni & Theys menulis berdasarkan temuan dari penelitian Barboni & Agarwal (2023) di Uttar Pradesh, India, dengan metode randomized control trial (RCT) dengan 799 peminjam dari 28 lokasi cabang dari satu lembaga keuangan mikro. Dalam penelitian ini, peminjam dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama, sebagai control group, sebanyak 410 pemilik usaha di 14 cabang disodorkan mekanisme pinjaman seperti biasa, atau kaku, dengan jadwal pembayaran tetap selama dua tahun dan tingkat bunga 24%. Kelompok kedua, dengan anggota 389 pelaku usaha di 14 cabang sebagai treatment group, diberikan dua pilihan: kontrak pinjaman seperti kelompok pertama, atau skema pinjaman dengan tingkat bunga lebih tinggi (26%) yang dilengkapi dengan opsi cuti pembayaran selama tiga bulan kapan saja.

Hasil studi menunjukkan bahwa hampir sepertiga dari mereka memilih opsi pinjaman fleksibel, meskipun dengan tingkat bunga lebih tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa peminjam bersedia membayar lebih untuk fleksibilitas pembayaran, khususnya untuk cuti pembayaran selama tiga bulan, yang dapat diambil sesuai kebutuhan.

Dalam penelitian ini, peminjam yang lebih suka opsi fleksibel cenderung memiliki fluktuasi penjualan yang lebih tinggi, dan sebagian besar dari mereka memanfaatkan opsi cuti pembayaran selama musim festival dan musim paceklik. Penelitian juga menunjukkan bahwa peminjam yang lebih memiliki pengetahuan keuangan cenderung memilih opsi fleksibel dan menggunakan pinjaman untuk investasi bisnis.

Secara keseluruhan, penelitian ini menunjukkan bahwa pinjaman fleksibel tidak hanya mengurangi kendala likuiditas bagi peminjam tetapi juga meningkatkan hasil usaha binsis para peminjam. Peminjam yang memilih opsi fleksibel cenderung lebih efisien dalam menjalankan bisnis mereka, dengan peningkatan penjualan sekitar 16% dalam jangka pendek dan 22% dalam jangka panjang dibandingkan dengan capaian kelompok kontrol.

Selain itu, hasil penelitian menunjukkan bahwa opsi fleksibel ini tidak meningkatkan tingkat risiko bagi lembaga keuangan. Tingkat pembayaran tepat waktu tetap tinggi di kedua kelompok, sekitar 90%. Dengan demikian, penelitian ini menunjukkan bahwa produk keuangan yang fleksibel dapat memberikan manfaat baik bagi peminjam maupun lembaga keuangan.

Relevansi bagi Indonesia

 Dalam konteks lebih luas, penelitian ini menyoroti pentingnya integrasi inovasi keuangan dalam produk pinjaman masa depan untuk mendukung pertumbuhan bisnis dan meningkatkan alokasi kredit secara lebih luas. Hal ini tentu relevan untuk Indonesia yang juga memiliki  banyak UMKM. UMKM memiliki peran krusial dalam perekonomian Indonesia, memberikan kontribusi signifikan terhadap lapangan pekerjaan dan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Namun, UMKM sering kali menghadapi tantangan likuiditas dan fluktuasi pendapatan yang dapat menghambat perkembangan dan keberlanjutan bisnis mereka.

Oleh karena itu, pengintegrasian produk pinjaman dengan pembayaran fleksibel, sebagaimana ditunjukkan oleh penelitian di Uttar Pradesh di atas, boleh jadi dapat menjadi solusi yang relevan untuk memberikan keberdayaan finansial kepada UMKM di Indonesia.

Saat ini banyak UMKM mengalami kredit macet. Ketua Umum Asosiasi Institusi UMKM Indonesia (Akumandiri) Hermawati Setyorinny misalnya menyebutkan bahwa 60% anggotanya terjebak kredit macet, terutama sebagai implikasi dari pandemi (Florentin 2023). Sebelumnya juga ada kabar bahwa pemerintah akan melakukan penghapusan kredit macet UMKM di perbankan nasional, yang untuk tahap pertama maksimal penghapusan adalah Rp 500 juta khususnya bagi debitur Kredit Usaha Rakyat (KUR) walaupun batas maksimal bisa Rp 5 miliar (Rizky 2023).

Bahkan, sejumlah bank disebut melakukan pelanggaran dalam menyalurkan KUR sampai Rp 100 juta, yakni ada yang masih mengenakan agunan kepada debitur padahal regulasi pemerintah menyatakan tidak diperlukan agunan untuk KUR sampai Rp 100 juta (Damayanti 2023). Pelanggaran ini sekaligus memberikan indikasi masih kuatnya kekhawatiran perbankan akan resiko kemacetan pelunasan kredit oleh UMKM.

Opsi kebijakan

Dengan memahami kebutuhan dan karakteristik unik UMKM Indonesia, produk keuangan yang inovatif dapat dirancang untuk memberikan fleksibilitas pembayaran yang sesuai dengan fluktuasi musiman atau kebutuhan bisnis mendesak. Ini tidak hanya akan membantu UMKM mengelola likuiditas mereka dengan lebih baik, tetapi juga dapat membuka peluang untuk pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.

Dengan memberikan opsi pembayaran yang lebih fleksibel, UMKM dapat merencanakan strategi keuangan mereka dengan lebih baik, mengurangi risiko likuiditas, dan pada akhirnya, meningkatkan daya saing mereka di pasar.

Referensi:

Barboni, G., & Theys, N. (2023). “The impacts of flexible repayment schedules: Evidence from borrowers and lenders in India”, https://voxdev.org/topic/finance/impacts-flexible-repayment-schedules-evidence-borrowers-and-lenders-india
Damayanti, A. (2023). “Terungkap! Ini Akal-akalan Bank Tarik Agunan dari Penerima KUR Rp 100 Juta”, https://finance.detik.com/moneter/d-7077423/terungkap-ini-akal-akalan-bank-tarik-agunan-dari-penerima-kur-rp-100-juta.
Florentin, V. (2023). “Resiko hapus Kredit Macet UMKM”, https://koran.tempo.co/read/ekonomi-dan-bisnis/485730/berhati-hati-hapus-kredit-macet-umkm
Rizky, M. (2023). “Kredit Macet UMKM Maksimal Rp 500 Juta Dihapus, Ini Syaratnya”, https://www.cnbcindonesia.com/news/20230809125805-4-461439/kredit-macet-umkm-maksimal-rp-500-juta-dihapus-ini-syaratnya
Editor: Aloysius Gunadi Brata

]]> Mendorong Digitalisasi Sistem Pembayaran https://585.my.id/mendorong-digitalisasi-sistem-pembayaran/ Sat, 09 Dec 2023 13:53:25 +0000 https://585.my.id/?p=197

Mendorong Digitalisasi Sistem Pembayaran

Rabu, 15 November 2023, Fakultas Bisnis dan Ekonomika (FBE) Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY) menjadi saksi kolaborasi yang inspiratif antara Program Studi Ekonomi Pembangunan dan Laboratorium Ekonomi Bisnis dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia DIY. Kegiatan yang dihelat, bertajuk “BI Mengajar,” menyuguhkan materi utama tentang “Digitalisasi Sistem Pembayaran.”

Dengan kehadiran sekitar 200 mahasiswa dan dosen dari FBE UAJY, kegiatan ini menjadi ajang berharga untuk menggali pemahaman lebih dalam tentang peran digitalisasi dalam sistem pembayaran. Narasumber yang dihadirkan bukanlah sembarang orang; Shaffiya Rahma Jufi dan Arya Jodilistyo, perwakilan dari Bank Indonesia, membawa pengalaman dan pengetahuan yang sangat berharga dalam memandu mahasiswa dan dosen.

Acara ini juga diberikan sentuhan akademis oleh Dr. Sigit Triandaru, dosen Program Studi Ekonomi Pembangunan UAJY, yang memandu jalannya kegiatan. Dalam paparannya, Dr. Sigit membuka acara dengan menyampaikan pentingnya pemahaman mahasiswa terkait pergeseran paradigma dalam dunia pembayaran, khususnya seiring dengan masuknya era digital.

Shaffiya Rahma Jufi, salah satu narasumber dari Bank Indonesia, mengawali sesi dengan membahas dasar-dasar digitalisasi sistem pembayaran. Beliau menjelaskan bagaimana teknologi informasi telah merambah ke ranah pembayaran, membuka peluang baru dan menghadirkan tantangan yang harus dijawab bersama. “Digitalisasi sistem pembayaran bukan sekadar tren, tetapi sudah menjadi kebutuhan untuk meningkatkan efisiensi dan aksesibilitas,” kata Shaffiya.

Selanjutnya, Arya Jodilistyo menyoroti implikasi ekonomi dari digitalisasi sistem pembayaran. Ia memberikan gambaran yang komprehensif tentang bagaimana perubahan ini dapat memengaruhi berbagai sektor ekonomi, termasuk perbankan, perdagangan, dan konsumen secara keseluruhan. “Ketika pembayaran menjadi lebih efisien, itu membawa dampak positif yang dapat dirasakan oleh masyarakat luas,” ujar Arya.

Selama sesi tanya jawab, mahasiswa dan dosen aktif berdiskusi, menggali lebih dalam tentang potensi serta tantangan yang mungkin timbul seiring dengan penerapan digitalisasi dalam sistem pembayaran. Dr. Sigit Triandaru memandu diskusi dengan cermat, memastikan setiap pertanyaan dan pandangan mendapat ruang untuk diajukan dan didengar.

“Melibatkan mahasiswa dalam dialog tentang perkembangan ekonomi dan kebijakan moneter merupakan langkah penting dalam membentuk generasi yang paham dan siap menghadapi tantangan masa depan,” ungkap Dr. Sigit.

Kegiatan “BI Mengajar” ini tidak hanya memberikan pemahaman konseptual, tetapi juga menghadirkan pandangan praktis tentang implementasi digitalisasi dalam sistem pembayaran. Mahasiswa diberikan kesempatan untuk memahami teknologi yang digunakan dan implikasinya secara langsung, meningkatkan keterampilan yang relevan untuk dunia kerja di masa depan.

Dengan berakhirnya kegiatan “BI Mengajar” ini, semangat untuk terus menggali potensi dan tantangan dalam dunia pembayaran digital semakin menggelora di kalangan mahasiswa FBE UAJY. Harapannya, kegiatan semacam ini akan terus diadakan untuk menjembatani dunia akademis dengan perkembangan terkini dalam sektor keuangan, membentuk mahasiswa yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga siap menghadapi perubahan yang dinamis di dunia nyata.

]]>