Perancis diramaikan oleh perdebatan panas seputar pajak kekayaan. The Economist edisi 2 Oktober 2025, misalnya, memuat ulasan berjudul ”Don’t tax wealth” (Jangan memajaki kekayaan). Pajak ini menjadi isu krusial di tengah defisit anggaran yang mengancam pemangkasan besar-besaran, memaksa Pemerintah Perancis memilih antara efisiensi fiskal dan keadilan sosial.
Adalah ekonom muda terkemuka Perancis, Grabiel Zucman—kolega sekaligus mantan mahasiswa doktoral Thomas Piketty, penulis buku Capital in the Twenty-First Century—yang menggagas pajak kekayaan tersebut, dan karenanya lalu dikenal sebagai ”pajak Zucman”. Proposal Zucman inilah yang didesakkan oleh kelompok sayap kiri agar dimasukkan ke dalam anggaran negara 2026.
Secara eksplisit usulan ini sudah ditolak oleh Perdana Menteri Sébastien Lecornu dari kubu tengah. Menariknya, walaupun menolak pajak Zucman, Lecornu mengakui urgensi keadilan fiskal di negerinya, seakan menegaskan bahwa pemerintah Perancis di bawah Presiden Emmanuel Macron yang pro-bisnis juga peka terhadap sentimen publik perihal ketidakadilan dan ketimpangan.
Baca selengkapnya di sini
Penulis: Aloysius Gunadi Brata
Editor: Angelina Komala




